Selasa, 08 Oktober 2019

MEMORIES 2013 - 2019

Tiga catatan penting dalam hidupku selain kelahiran dua harta kami Yuki Perdana Kusuma tahun 2007 dan Akordova Ananda Kusuma tahun 2011 adalah amanah dari Allah SWT bagi kami berdua Asfan Harahap dan Yonasmeri A. Catatan yang diam-diam kutuliskan pada sisi lemari es dengan spidol permanen agar selalu terbaca olehku setiap akan membuka kulkas.
  1. Tahun 2013 : Kepindahan Kami sekeluarga ke rumah baru
  2. Tahun 2014 : Meninggalnya Ibunda kami tercinta Alm.Yezni Hermaboti Binti Zakaria 
  3. Tahun 2019 : Meninggalnya Ayahanda kami tercinta Alm.Ngatidjo Bin Pawiro



Tahun 2013

Rumah sederhana, milik sendiri adalah cita-citaku. Keinginan yang sangat kuat untuk memiliki rumah sendiri, kamar sendiri, halaman sendiri dan privasi. Doa dan harapan, dengan ridho Allah dan doa oarang tua , rumah tersebut bisa dibangun dan diselesaikan. Kami pindah pada akhir Desember 2013 sebelum tahun baru.









Tahun 2014



Desember 2013 - Awal Februari 2014, ibu tinggal dengan kami di Yogyakarta. Bahagia rasanya karena dengan adanya rumah sendiri ibu dan ayah bisa lama untuk main dengan Yuki dan dova. Bulan Mei 2014, kehilangan orang tercinta untuk selamanya, ibunda kami alm. Yezni Hermaboti binti Zakaria Mahyat. Allah SWT lebih sayang pada ibu sehingga ibu disembuhkan dari sakit yang dideritanya. Sakit yang sudah divonis, yang memberi pelajaran pada kami agar ikhlas dan siap setiap saat. Rasa sedih dan kehilangan tetap ada saat kepergian ibu, sampai saat ini tetap ada rasa yang tidak lengkap dihati.

Foto-foto yang masih kusimpan saat acara pernikahan Anggit Indra Kusuma dan Winanggit Saputra.



Ulang Tahun Yuki yang ke - 3


Tahun 2019




Setelah ibu Boti meninggalkan kami, ayah sehari-harinya ditemani oleh keluarga adik-adikku Yoga, Anggit dan Wiwin. Dalam satu tahun, biasanya ayah akan ke Yogyakarta bertemu dengan cucunya Yuki dan DOva , juga karena simbah Buyut Pawiro masih hidup, jadi kangen dengan Yuki Dova, ketemu alumni denga teman alumni kuliah dan silahturahim dengan simbah buyut Pawiro.
Peristiwa yang masih hangat dalam memoriku. Kabar berita yang sangat tidak kami duga dan tiba-tiba. Ayahanda kami tercinta Ngatijo Bin Pawiro telah meninggalkan kami untuk selamanya. Allah SWT sayang dengan ayah, tidak ada kabar sakit, kami yang di Yogya mendapatkan kabar pada tanggal 14 September jam 21.00 WIB kalau ayah sudah tidak ada lagi. 
Reaksi Yuki dan Dova membuatku harus kuat dan tegar tanpa menangis di depan mereka berdua, karena mereka sangat sedih dengan kehilangan datuk Ngatijo. Kami berempat berangkat ke Bengkulu.





Lafazh doa bagi ayah dan ibu :




Memori Ibu dan Ayah . 



Kumpulan foto-foto saat di Bengkulu  Selatan :

Ziarah di kuburan nenek Boti

Ziarah di kuburan Datuk Ngatijo